Senin, 25 April 2022

REVIEW BUKU MEREKA BILANG, SAYA MONYET! - DJENAR MAESA AYU

 

Judul Buku : Mereka Bilang, Saya Monyet!
Penulis : Djenar Maesa Ayu
Penerbit : GPU
Tebal :  135 halaman
Tahun Terbit : 2002
Kategori : Fiksi, Sastra, Kumcer
My Rated : 4,5/5



Hallo, Sobat Reader !
Kali ini aku mau mengulas buku yang kumpulan cerpen yang bakal membuat pembacanya mengevaluasi dirinya, apakah selama ini mampu mengendalikan sifat kebinatangan yang ‘tersembunyi’ dibalik topeng ‘kebaikan’ manusia ? Buku ini berjudul Mereka Bilang, Saya Monyet! karya Djenar Maesa Ayu.

#DESKRIPSI
Mereka Bilang, Saya Monyet! adalah buku pertama Djenar Maesa Ayu yang langsung merebut perhatian pembaca sejak pertama kali diterbitkan. Tema yang berani dan cara bercerita yang lugas serta eksploratif membuat karya ini menuai banyak pujian ketika awal diluncurkan. Dalam perjalanannya buku ini telah dicetak ulang berkali-kali. Dua dari cerpen dalam buku ini pun menjadi inspirasi bagi Djenar untuk film Mereka Bilang, Saya Monyet! yang disutradarainya sendiri. Film ini berhasil meraih perhatian media massa, bahkan menyabet beberapa penghargaan pada festival bergengsi di dunia, seperti Indonesian Movie Award 2008 (Winner for the Best Actress, Winner of The Best New Comer Actress, Nominated as The Most Favorite Movie), Singapore International Film Festival 2008 (Nominated as The Best Asian Feature Film, Silver Screen Award), Osian’s Cinefan International Film Festival (Nominated as The Best First Feature Film), dan Hongkong International Film Festival 2008 (Official Selection). Djenar pun mendapat Piala Citra dari kategori Skenario Adaptasi Terbaik dan sebagai Sutradara Baru Terbaik pada Festival Film Indonesia 2009.

#ULASAN
Awalnya aku penasaran dengan isi buku ini karena judulnya menarik dan setelah membacanya, wow… (emot geleng-geleng kepala). Reaksiku yang demikian bukan menandakan ketidaksukaan atau kekecewaan, melainkan kekagumanku pada penulis karena mengangkat tema yang mungkin tabu dan berat bagi sebagian orang. Djenar bercerita dengan lugas, jujur, dan berani dalam 11 cerpen yang menurutku bermaksud menelanjangi manusia dengan mengeluarkan sisi gelapnya. 


Narasi yang sejak kecil digaungkan bahwa manusia adalah makhluk ‘mulia’ diantara makhluk lainnya mungkin tidak menemukan tempatnya di kumcer ini. Sebab, Djenar mengangkat realita kehidupan yang selama ini diselimuti kemunafikan. Pada dasarnya semua cerpen pada bukunya ini bercerita tentang pelecehan seksual pada perempuan, baik dari keluarga dan lingkungannya. Hal yang sudah menjadi rahasia umum, namun mungkin masih tabu untuk dibicarakan pada masa itu (awal 2000-an). Untuk itu, Djenar bercerita dengan gaya yang ‘berbeda’ di buku ini.


Dalam kumcernya, Djenar banyak menggambarkan manusia sebagai binatang, seperti ungkapannya “Sepanjang hidup saya melihat manusia berkaki empat. Berekor anjing, babi atau kerbau. Berbulu serigala, landak, atau harimau. Dan berkepala ular, banteng, atau keledai.” Hal ini menarik, karena pembaca ditunjukkan betapa ‘dekat’-nya manusia dengan binatang. Manusia sejatinya memiliki sifat-sifat kebinatangan itu, dan yang membedakannya dengan binatang adalah 'akal jernih'. Kumcer ini mengingatkan pembaca betapa pentingnya fungsi akal jernih bagi manusia, karena itu yang membedakan manusia dengan binatang.
 

Jadi, kumcer ini meskipun secara cerita penuh ironi dan penderitaan yang membuatnya jadi kurang ‘enak’, tapi tetap menarik dibaca karena hal-hal tabu juga perlu dibicarakan dan didiskusikan. Tiga kata untuk buku ini: jujur, sarkas dan berani!

“Bukankah semua anak punya hak untuk bertanya?”


“Manusya muak. Segala sesuatu yang tidak dapat terjawab selalu berakhir atas nama Tuhan. Misalnya, mengapa seorang anak bisa jadi bajingan padahal orangtuanya santri? Dijawab, itu sudah takdir dari Tuhan. Sebaliknya, jika orangtuanya rusak tapi anaknya begitu bauk, dijawab, itulah kuasa Tuhan. Alangkah mudahnya. Tidak adakah penjelasan lain yang lebih memuaskan? Tidak adakah jawaban lain yang lebih masuk akal? Mungkin manusia sudah malas berfikir, pikir Manusya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)