Kamis, 15 Juli 2021

REVIEW BUKU TEWASNYA GAGAK HITAM - SIDIK NUGROHO

 


Judul Buku : Tewasnya Gagak Hitam

Penulis : Sidik Nugroho

Penerbit : GPU

Tebal :  237 halaman

Tahun Terbit : 2016

Kategori : Fiksi, Novel, Misteri

My Rated : 4/5


Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas novel yang berkisah tentang misteri kematian seorang pengarang. Judulnya 'Tewasnya Gagak Hitam' karya Sidik Nugroho.


#DESKRIPSI

"Pengarang Ditemukan Tewas Gantung Diri"---itulah judul berita di koran yang membuat Elang Bayu Angkasa, seorang pelukis, penasaran. Apalagi pengarang yang tinggal di Singkawang dan bernama samaran Gagak Hitam itu tidak meninggalkan jejak sama sekali, kematiannya misterius. Terpancing rasa ingin tahu, Elang pergi ke Singkawang, menyelidiki kematian itu.

Saat Elang baru saja menyelidiki misteri kematian Gagak Hitam bersama Agung, polisi di Singkawang, kematian lain menyusul. Seorang dokter bernama Nina Sekarwati ditemukan tewas gantung diri di Jakarta. Elang tercengang ketika mendengar di kamar dokter naas itu ada tulisan dari lipstik ditorehkan di dinding: "Merpati Putih menyusulmu".

Pengarang dan dokter---dua kota, dua kematian, dua misteri. Teka-teki apa yang tersembunyi?


#ULASAN

"Pengarang Ditemukan Tewas Gantung Diri" -judul berita sebuah koran yang membuat Elang Bayu Angkasa mengabaikan kopinya. Pikiran Elang terusik, ia diselimuti rasa penasaran tentang kematian seorang PENGARANG -Gagak Hitam- yang menurutnya janggal. Bahkan, ia sempat mengaitkannya dengan kematian cerpenis terkenal, Ernest Hemingway yang bunuh diri akibat depresi berat. Rasa penasaran itu menuntunnya bertemu Pak Effendi di Singkawang, polisi yang pernah ia kenal dari facebook. 

Elang merupakan pelukis ternama asal Pontianak. Pak Effendi menilai Elang memiliki kepekaan terhadap detail sehingga mengenalkannya kepada Agung Prasetyo, polisi yang menangani kasus bunuh diri Gagak Hitam. Elang kemudian di ‘rekrut’ oleh Agung untuk ikut memecahkan misteri Gagak Hitam yang hampir tidak meninggalkan jejak ini. Di tengah proses penyelidikan, mulai muncul titik terang adanya kaitan kematian ini dengan dr. Nina Sekarwati di Jakarta. Namun, nahas, belum sempat dimintai keterangan, muncul kabar kematian dari Jakarta. dr. Nina Sekarwati ditemukan tewas gantung diri dan meninggalkan pesan di dinding kamarnya, “Merpati putih menyusulmu.” Begitulah, ‘Gagak, Elang dan Merpati’, teka-teki apa yang tersembunyi ?

Ini pertama kalinya aku membaca novel karangan Sidik Nugroho. Menurutku, novel ini berhasil membuat penasaran dan menebak-nebak. Banyak kejutan yang muncul dan yang paling unik tentu penamaan tokoh-tokohnya. Tapi, ada dua hal yang jadi kekurangan novel ini. Pertama, adegan tembak-menembaknya kurang ‘greget.’ Kedua, apakah iya orang sipil yang berkenalan melalui media sosial dengan salah satu polisi kemudian bisa dengan mudah dilibatkan dalam penyelidikan kasus bunuh diri ? Ini yang cukup mengusik karena penulis begitu terburu-buru menarik Elang ke ranah penyelidikan hanya dengan modal ‘kepekaan terhadap detail.’ Bukankah anggota kepolisian lebih terlatih kemampuannya ?

Terlepas dari dua hal diatas, aku cukup menikmati membaca novel ini. Banyak hal yang aku dapat antara lain tidak selamanya berpikir positif itu baik, ada waktunya kita juga perlu berpikir negatif. Lalu, dalam berpikir kita perlu menyiapkan segala kemungkinan, dengan kata lain tidak selalu hitam-putih. Contohnya orang yang belum menikah bukan berarti ia pengecut, bisa jadi orang yang sudah menikah justru sebenarnya yang pengecut karena takut pada kesepian dan takut dibilang tidak laku. Dan yang terpenting dalam proses mencari kebenaran, hindarilah generalisasi yang dangkal. Contohnya, ‘Anak SD sekarang besar-besar ya badannya’, padahal sejak dulu selalu ada anak yang memang badannya besar dan ada juga yang kecil, hehe. 

Well, menurutku ini salah satu novel lokal bergenre misteri yang cukup menarik. But, Alert! Buku ini termasuk novel dewasa, meskipun di sampul buku ini tidak diberi logo 18+.


“Misteri mirip inspirasi: datang tanpa permisi, menawan pikiran berhari-hari.”

“Generalisasi adalah sampah yang harus dibuang oleh pencari kebenaran. Kita mengutamakan detail, bukan apa kata orang, penilaian sekilas, kesan, prasangka, hal-hal yang sudah bersifat umum dan segala bentuk omong kosong lainnya.”

“Kecurigaan yang menuntun kita bergerak sejauh ini, mencoba mencari kebenarannya atau kemungkinan lain.”

- Sidik Nugroho -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)