Sabtu, 17 Juli 2021

REVIEW BUKU NERAKA DI WARUNG KOPI - SIDIK NUGROHO

 


Judul Buku : Neraka di Warung Kopi

Penulis : Sidik Nugroho

Penerbit : GPU

Tebal :  211 halaman

Tahun Terbit : 2016

Kategori : Fiksi, Novel, Misteri

My Rated : 4/5


Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas novel yang berkisah tentang misteri pembunuhan sadis di warung kopi. Judulnya ‘Neraka di Warung Kopi' karya Sidik Nugroho.


#DESKRIPSI

Pemilik sebuah warung kopi dibunuh brutal, mayatnya ditemukan dalam keranjang yang biasanya digunakan pedagang di pasar untuk berjualan. Warung kopinya dirusak, porak-poranda. Judul berita di surat kabar pun muncul:

“Neraka di Warung Kopi”

Penyelidikan terhadap kasus pembunuhan itu menggiring Elang dan Agung berurusan dengan kepemilikan tanah: ada tanah yang dirampas, dan perampasnya ternyata penjahat kenamaan. Saat misteri hampir tersibak, kejahatan lain menyusul, dua korban ditemukan tewas di pulau yang sunyi.

“Bagi beberapa orang, kematian adalah duka, perpisahan abadi. Tapi bagi orang-orang itu, kematian adalah bisnis.”


#ULASAN

Setelah mengungkap misteri dibalik kematian seorang pengarang (di seri sebelumnya -Tewasnya Gagak Hitam), Elang Bayu Angkasa & Agung Prasetyo kembali dikejutkan oleh berita kematian. Kali ini adalah kematian pemilik salah satu warung kopi di daerah Pasar Baru, Singkawang. Diberitakan bahwa pemilik warung kopi itu bernama Sucipto, orang yang dikenal ramah, namun nahas mayatnya ditemukan terpisah menjadi dua didalam dua keranjang dan terapung di sungai.

Agung dan Elang kemudian terjun ke dalam penyelidikan kasus ini. Saksi di lapangan menceritakan betapa ngerinya peristiwa itu berlangsung. Desing peluru memekakkan telinga, barang-barang melayang dan api berkobar-kobar. Semua berlangsung cepat, hingga ia menyebutnya seperti melihat neraka. 

Ditengah proses penyelidikan, kabar mengejutkan datang dari pulau Lemukutan yang sunyi. Ditemukan mayat laki-laki dan perempuan yang tewas, diduga mengalami penyiksaan. Dua kejadian yang diduga kuat saling berkaitan ini membuat penyelidikan semakin menantang, mereka berdua pun kemudian memanggil bantuan. 

Misteri di novel ini menjadi rumit, karena melibatkan perampasan tanah dan para mafia yang dikenal bengis. Pemilihan tanah Kalimantan sebagai setting peristiwa ini menurutku sangatlah tepat. Tema-tema seperti konflik agraria, hutan sawit, disparsitas antara pengusaha dan penduduk, ‘pembakaran’ hutan dan sengketa tanah, tentu sangat lekat dengan Kalimantan. 

Dibandingkan seri sebelumnya, adegan-adegan di novel ini jauh lebih hidup. Tokoh Elang yang sebelumnya sangat mudah ‘kepincut’ perempuan, disini ia lebih bisa menahan diri. Lebih ‘good boy’ lah dari sebelumnya wkwk. Di awal cerita, ia sempat menanyakan keterlibatan dirinya yang sampai sejauh ini, yang ternyata memang tidaklah wajar. Ia kemudian menafikkannya dengan membayangkan dirinya sebagai detektif swasta –seperti tokoh Sherlock Holmes. Ringan dan seru, lumayanlah buat referensi novel lokal genre misteri !


"Kita nggak mudah percaya kepada seseorang karena mereka mudah berdusta dan mereka menjadi pendusta juga karena mereka sering didustai."

"Kadang memang untuk sementara waktu ada hal-hal yang harus ditutupi, tidak dibeberkan semua. Seperti bermain kartu."

"Tugas kita mencari dan mengungkap kebenaran… Nah, yang sulit disini: kebenaran itu menjadi misteri, tersembunyi dalam jiwa-jiwa yang melayang di alam baka."

"Berbahagialah manusia-manusia hidup, dengan secangkir teh hangat di hadapan mereka. Karena semuanya akan habis, sirna, menuju kedinginan dan kesunyian."

- Sidik Nugroho -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)