Senin, 12 Juli 2021

REVIEW BUKU TEORI SEGALA SESUATU - STEPHEN W. HAWKING

 


Judul Buku : Teori Segala Sesuatu

Penulis : Stephen W. Hawking

Penerbit : Pustaka Pelajar

Tebal :  149 halaman

Tahun Terbit : 2004

Kategori : Non-Fiksi, Sains

My Rated : 4/5


Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas buku yang membahas tentang fisika-kosmologi yang cukup terkenal. Judulnya Teori Segala Sesuatu karya dari Stephen W. Hawking.


#DESKRIPSI

Buku ini menjelaskan tentang kompleksitas fisika-kosmologi dengan sebuah kombinasi yang mengagumkan dari kejelasan dan kecerdasan. Dalam The Theory of Everything, Hawking menghadirkan rangkaian tujuh kuliahnya yang ia rencanakan, sejarah alam semesta sebagaimana yang kita ketahui. essai ini tidak hanya berhasil memaparkan pikiran-pikiran brilian Hawking , juga karakter kecerdasannya dengan baik. penelitian pada Lubang Hitam, yang membuat dia menghilang lebih dari satu dekade mengatakan, “Ini seperti mencari seekor kucing hitam dalam tambang batu bara.

Hawking memulainya dengan sebuah cerita tentang gagasan-gagasan alam semesta, dari penentuan Aristoteles bahwa bumi berputar sampai penemuan Hubble, lebih dari 2000tahun kemudian, bahwa alam semesta mengembang. menggunakan penemuan Hubble sebagai landasan, ia mengeksplorasi pencapaian fisika modern termasuk teori asal mula alam semesta (big bang misalnya), perilaku lubang hitam, dan ruang-waktu. Akhirnya, ia memposisikan pertanyaan tak terjawab yang tersisa dari Fisika modern, khususnya bagaimana mengkombinasikan seluruh teori-teori parsial ke dalam “sebuah teori penyatuan segala sesuatu”, “Jika kita menemukan jawaban untuknya,” ia mengklaim “Hal itu akan menjadi kemenangan besar terakhir dari pemahaman manusia.



#ULASAN

Apa yang ada dipikiran kamu kalau mendengar kata ‘FISIKA’ ? Mungkin, sebagian dari kita yang awam, langsung membayangkan rumus-rumusnya yang rumit. Tentu akan berbeda jika kita bertanya kepada fisikawan, mereka justru terpacu untuk memecahkan ‘misteri’ alam semesta dengan rumus-rumus yang kita sebut rumit itu. 

Salah satu ambisi besar dalam bidang fisika-kosmos yaitu pencarian teori penyatuan segala sesuatu, yang dilakukan oleh Stephen Hawking. Hawking, selain dikenal cerdas dan brilian juga dikenal dengan kontroversinya. Hawking dikenal sebagai fisikawan atheis, karena tidak meyakini adanya Sang Pencipta alam semesta. Oleh karena itu, penerjemah buku mewanti-wanti ketika membaca buku ini perlu juga disertai keyakinan theisme agar jalan pikiran kita seimbang.

Buku ini adalah kumpulan esai yang dikemas dalam tujuh bab kuliah umum. Ditulis dengan gaya naratif dan mengalir, tapi secara teori sangatlah berat. Tidak semua pembahasan di buku ini bisa aku pahami secara utuh, karena banyak teori-teori fisika yang terlalu sulit dipahami awam. Namun, secara umum, dari sisi filosofis dan logikanya masih bisa dipahami. 

Hawking mengawali buku ini dengan bercerita tentang sejarah teori-teori klasik penciptaan alam semesta. Bagaimana gagasan ilmuwan-ilmuwan terdahulu tentang asal-mula, format dan bentuk alam semesta. Di bab kedua, dijelaskan tentang alam semesta yang tidak statis, melainkan mengembang, hingga berujung pada teori Big-Bang. Di bab ketiga dan keempat, Hawking membicarakan tentang apa itu Lubang Hitam, sebab terbentuknya dan benarkah warnanya hitam ? 

Nah, di bab lima, tentang asal mula alam semesta, ada pertanyaan menarik, apakah ada waktu sebelum waktu nol detik sebelum Big Bang ? Di sini Hawking menggagas teori waktu imajiner yang menurutku adalah cara dia untuk tetap pada prinsipnya yaitu menghindari adanya campur tangan Tuhan. Semakin kebelakang, semakin berat pembahasannya wkwk. Di bab keenam, Hawking bercerita tentang keteraturan dan ketakteraturan alam semesta, kemungkinan waktu bisa berjalan mundur dan gagasannya tentang ujung alam semesta yang cukup mencengangkan. Di bab terakhir, merupakan intisari judul buku ini. Teori segala sesuatu merupakan teori yang menggabungkan empat gaya dasar alam semesta : gravitasi, elektromagnetik, interaksi kuat dan interaksi lemah. Hawking mengklaim bahwa teori ini akan menjadi kemenangan besar terakhir dari pemahaman manusia dan disebut-sebut bisa membuat manusia mengetahui pikiran Tuhan.

Tapi, yang perlu digarisbawahi ini masih sebatas ‘pengajuan’, karena Hawking sendiri mengakui sangat sulit untuk membangun teori ini. Pada akhirnya, ia ‘menyerah’ dengan 3 opsi kemungkinan yang ia sampaikan. Pertama, suatu saat teori ini akan ditemukan. Kedua, persoalan ini hanya sebuah deretan tak terhingga dari teori-teori yang mendekati penyatuan. Ketiga, tidak ada theory of everything. 

Well, buku yang berat, tapi sangat menarik sebagai bahan diskusi. Ambisi teori ini memang sangat tinggi, tapi ternyata -setidaknya hingga saat ini- terbukti bahwa akal dan pengetahuan manusia itu terbatas. Meskipun, sains tidak bisa secara sempurna mengungkap semua realitas kehidupan, tapi sebagai sebuah ikhtiar dalam menjalani hidup, sains sangatlah penting. Terbukti, dalam situasi pandemi ini, kita tidak bisa tidak percaya kepada sains. 


“Sangat sukar untuk membangun sebuah teori penyatuan segala sesuatu dengan lengkap yang merupakan tolok tunggal.”

- Stephen Hawking -


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)