Cover Buku The Sign of Four (Sumber : Ipusnas) |
Judul Buku : The Sign of Four
Penulis : Sir Arthur Conan Doyle
Penerbit : Desa Pustaka Indonesia
Tebal : 164 halaman
Tahun Terbit : 2019
Kategori : Fiksi, Misteri
My Rated : 4/5
Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas buku The Sign of Four. Buku ini merupakan novel kedua seri Sherlock Holmes yang aku baca setelah sebelumnya membaca A Study in Scarlet. Yaaa lagi-lagi aku dibuat terkesan dengan tulisan karya Sir Arthur Conan Doyle sekaligus karakter Sherlock Holmes yang begitu menawan. Dibanding novel sebelumnya, kasus yang dihadapi Holmes di novel ini lebih menegangkan. Bahkan, Holmes dan Watson sempat hampir terbunuh ketika mengejar si penjahat yang cerdik.
“Otakku, ... tidak puas dengan berdiam diri. Beri aku masalah, beri aku pekerjaan, beri aku sandi yang paling rumit, atau analisis yang paling berbelit-belit, dan aku akan kembali menjadi diriku yang semula."
Cerita bermula ketika seorang wanita bernama Mary Morstan datang ke markas Sherlock Holmes. Mary bercerita tentang ayahnya, Kapten Arthur Morstan yang menghilang 10 tahun yang lalu setelah cuti dari resimennya di India. Selama 6 tahun belakangan, Mary selalu menerima paket berupa mutiara setiap tahunnya. Namun, paket yang terakhir ia terima terdapat sebuah surat yang berisi perintah untuk bertemu si pengirim paket ini. Hal ini yang membuatnya pergi menemui Sherlock Holmes.
Sherlock Holmes begitu antusias menerima tantangan ini. Setelah ditelusuri, si pengirim surat itu bernama Thaddeus Sholto, anak laki-laki dari Mayor Sholto, sahabat Kapten Morstan. Thaddeus lalu menceritakan apa yang terjadi dengan hilangnya Ayah Mary, dan permasalahan ini berkaitan dengan harta karun. Konon, setengah dari harta karun itu adalah milik ayah Mary.
Thaddeus menceritakan bahwa harta karun itu sekarang ada di rumah saudara lelakinya bernama Bartholomew Sholto. Tetapi, saat Thaddeus bersama Sherlock Holmes, dkk datang ke rumah Bartholomew, mereka terkejut karena lelaki itu sudah dingin dan tak bernyawa. Bahkan, kotak besi tempat harta karun itu disimpan hilang entah kemana. Kasus ini pun menjadi semakin gelap karena tidak hanya melibatkan harta karun tetapi juga pembunuhan. Sherlock Holmes dan Dr. Watson pun langsung menelusuri semua bagian ruangan itu untuk mengendus jejak si pelaku.
Dibanding novel sebelumnya, dalam The Sign of Four karakter Holmes terasa lebih hidup. Dr. Watson juga meningkat perannya disini, ia pun juga bertemu pujaan hatinya. Secara keseluruhan, buku ini mengagumkan, meskipun secara kasus memang sederhana. Yang membuat terasa brilian tentu tentang cara Holmes mengungkap sebuah misteri. Sayang sekali, masih sama seperti novel sebelumnya, menurutku bagian ketika si penjahat menceritakan latar belakang kejahatannya agak berbelit-belit dan cukup membosankan. Namun, novel ini tetap mudah dinikmati dan tidak perlu waktu lama untuk menghabiskannya.
“Setiap individu adalah sebuah teka-teki tak terpecahkan, secara agregat ia menjadi sebuah kapasitas matematis. Misalnya, kamu tidak akan pernah bisa meramalkan apa yang setiap orang akan lakukan, tetapi kamu bisa mengatan dengan tepat jumlah rata-rata sesuatu. Individu-individu itu bervariasi, tetapi presentasenya tetap konstan. Demikian kata ahli statistik”
–Sherlock Holmes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)