Judul Buku : Seperti Roda Berputar
Penulis : Rusdi Mathari
Penerbit : Buku Mojok
Tebal : 78 halaman
Tahun Terbit : 20
Kategori : Non-Fiksi, Catatan Harian
My Rated : 4/5
Hallo, Sobat Reader ! Sakit. Siapa sih yang mau sakit ? Apalagi harus di rawat di Rumah Sakit, berhari-hari, berbulan-bulan, lama. Bahkan bila rumah sakit itu bagus, makanannya enak, pelayanannya ramah, Siapa sih yang mau sakit ? Saya rasa tidak ada.
"Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan dan mahal."
-Rusdi Mathari
Demikian halnya dengan Cak Rusdi, di ujung usianya ia harus menerima bahwa ia mengidap penyakit parah. Beliau harus melalui berbagai proses penyembuhan, mulai dari alternatif, operasi, perawatan, biopsi, dll. Berbagai pengalaman beliau alami, dari ruwetnya pelayanan BPJS sampai banyaknya uluran tangan yang membantu beliau dalam kondisinya saat itu.
Tentang banyaknya uluran tangan yang di dapatnya, sebut saja itu daya dukung sosial. Aku memang tidak mengenal Cak Rusdi, hanya mengetahui lewat buku-buku karyanya. Tapi, melihat besarnya dukungan sosial yang beliau dapat, sepertinya banyak juga kesan baik yang beliau pernah lakukan kepada sesamanya. Banyak yang membantu beliau, membuatku bertanya pada diri, Seandainya ada pada posisi seperti itu, seberapa besar daya dukung sosial yang ku dapat ? Perbuatanku yang mana yang mendorong hal itu ? Merenung lagi.
Dalam keadaan yang demikian, Cak Rusdi masih sempatnya berkeinginan menulis novel. Tampaknya jiwa menulisnya meronta-ronta dan tangannya pun 'gatal' bila tak 'menulis'. Beliau menulis (baca: mengetik) buku ini menggunakan gadgetnya, tangan kiri memegang gadget dan tangan kanan mengetik. Naskahnya sempat dimuat di mojok.co hingga akhirnya terbit menjadi buku Seperti Roda Berputar. Sungguh kecintaannya terhadap menulis sudah tak diragukan lagi.
"Saya belum akan mati dan mudah-mudahan bisa menebus semua kesalahan dan Alpa saya kepada Anda semua"
-Rusdi Mathari
Cak Rusdi tetap berusaha tersenyum, optimis akan sembuh dan ingin segera keluar dari Rumah Sakit. Namun, takdir berkata lain, yang terbaik baginya adalah berpulang ke ilahi, innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Selamat jalan Cak Rusdi, damai sentosa di sisi-Nya. Al-Fatihah,,, aamiin.
Buku yang bagus dan menginspirasi untuk terus berjuang meski dalam keadaan hancur sehancur-hancurnya. Semangat !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)