Minggu, 07 Maret 2021

REVIEW BUKU JUNG'S MAP OF THE SOUL : AN INTRODUCTION - MURRAY STEIN

 


Judul Buku : Jung's Map of The Soul : an Introduction

Penulis : Murray Stein

Penerbit : Shira Media

Tebal :  290 halaman

Tahun Terbit : 2019

Kategori : Non-Fiksi, Psikologi

My Rated : 4/5


Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas buku bertema psikologi yang membahas tentang teori psikologi dari Carl Gustav Jung. Sebelumnya, aku belum pernah membaca buku-buku tantang Jung, dan sekadar tahu kalau Jung adalah salah satu tokoh penting dalam dunia psikologi.

Jung's Map of The Soul : an Introduction adalah buku yang berisi ringkasan, tafsiran, dan penjelasan dari teori psikologi analitik Carl Gustav Jung yang ditulis oleh Dr. Murray Stein. Tentu saja beliau sangat kompeten dalam pekerjaan ini karena beliau merupakan seorang pengajar di Institut C.G. Jung, Chicago. Penulis mengakui, buku ini adalah hasil dari hampir 30 tahun mempelajari peta ruang jiwa yang dikemukaan oleh Jung. Tentu saja bukanlah pekerjaan yang mudah.

Stein menyebut Jung sebagai Cristhoper Coloumbus bagi dunia kejiwaan, karena ‘ruang’ alam bawah sadar yang pertama kali Jung salami waktu itu sungguh merupakan sebuah lautan misteri, mare ignotum. Pada buku ini, Stein mencoba meneruskan apa yang sudah dilakukan oleh Jung sebagai penjelajah dan pembuat peta dengan memaparkan pengantar teori Jung tentang psike manusia. Psike sendiri adalah istilah yang digunakan Jung untuk menyebutkan keseluruhan kepribadian manusia. 

Dalam buku ini, kita akan banyak menemukan istilah-istilah psikologi yang sebagai awam, aku cukup kesulitan untuk memahaminya, meskipun penulis mencantumkan definisinya di bagian glosarium. Apalagi di bab-bab awal buku, butuh effort lebih untuk memahaminya. Buku ini dibagi menjadi sembilan bab, dan menurutku bagian yang paling ‘mudah’ untuk dipahami mulai bab 5 -7 yang membahas tentang lapisan kepribadian manusia yaitu Persona, Anima / Animus, Shadow dan The Self (Diri).

Persona merupakan sikap atau ‘image’ yang ditunjukkan seseorang pada dunia luar, pada masyarakat, sedangkan Shadow adalah sisi ‘gelap’ yang hanya dirinya seorang yang tahu. Shadow biasanya disembunyikan dari lingkungan luar dengan memakai ‘topeng’ persona, karena apabila shadow yang ditampilkan keluar oleh individu tersebut akan mendapatkan celaan atau hukuman karena dianggap menyimpang dengan norma yang berlaku di masyarakat. Menurut Stein, dari semua teori Jung, bagian paling kontroversial yaitu tentang Anima / Animus. Anima adalah aspek feminim yang terdapat pada ketidaksadaran kolektif pria, sedangkan animus adalah aspek maskulin yang terdapat pada ketidaksadaran kolektif wanita.

Setelah menyelami mulai dari ego, kompleksitas psikologi manusia, psike, dan kepribadian, Stein akan menerangkan tentang pusat magnetis dalam semesta psikologis Jung, yaitu The Self. Self adalah arketipe yang merupakan perwujudan dari kesatuan antara semua aspek atau bagian dalam keribadian. Self tidak sama dengan ego yang hanya merupakan pusat dari kesadaran, melainkan sebagai pusat dari kepribadian yang meliputi kesadaran dan ketidaksadaran. Self akan muncul apabila individu telah mencapai Individuasi (pembahasannya di bab 8).

Pada akhir buku ini, perjalanan panjang Jung menjelajah kejiwaan manusia menggiringnya untuk mengajukan sebuah teori tentang sistem tunggal yang terpadu, yang merangkul baik materi maupun roh, menjembatani ruang dan waktu, yang ia sebut teori sinkronisitas (pembahasannya di bab 9).

Dalam buku ini, Stein juga membahas tentang hubungan Jung dengan Sigmund Freud. Jung mulanya adalah pengagum, murid sekaligus sahabat dari Freud namun hubungan harmonis ini harus pecah karena perbedaan pandangan perihal seksualitas. Setelah perpecahannya dengan Freud, Jung menyusun teori dan metode psikoterapinya sendiri yang dinamakan dengan psikologi analitik. 

Sebuah buku yang cocok sekali, sesuai judulnya ‘an introduction’ untuk mempelajari teori psikologi analitiknya Carl Gustav Jung. Peta Jiwa yang dipaparkan oleh Stein dalam buku ini bisa dibilang masuk akal dari perspektif fenomenologis, sosial, dan bahkan biologis. Menarik untuk dibaca !


“Kita dapat mengamati perlakuan seseorang terhadap orang lain dengan mudah, tetapi dibutuhkan ketajaman khusus untuk melihat cara seseorang memperlakukan dirinya sendiri. Bagaimana sikapnya terhadap dunia internalnya ? apakah hangat dan terbuka, atau keras dan sangat kritis ?”

-Murray Stein


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)