Sabtu, 13 Maret 2021

REVIEW BUKU HABIBIE : JEJAK SANG PENANDA KEBANGKITAN - FACHMY KASOFA

 

Cover Buku Habibie
(Sumber : Ipusnas)

Judul Buku : Habibie - Jejak Sang Penanda Kebangkitan

Penulis : Fachmy Kasofa

Penerbit : Metagraf

Tebal :  104 halaman

Tahun Terbit : 2016

Kategori : Non-Fiksi, Inspirasi, Tokoh

My Rated : 3,8/5


Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas salah satu buku yang membahas seorang putra bangsa yang patut dikenang dan dijadikan teladan, B. J. Habibie. Judulnya Habibie : Jejak Sang Penanda Kebangkitan. Buku yang digarap oleh Fachmy Kasofa ini merupakan persembahan spesial dalam rangka ulang tahun ke-80 B.J. Habibie yang terbit pada tahun 2018.

Selain itu, buku ini juga bertujuan untuk menggugah kesadaran seluruh elemen bangsa Indonesia bahwa kita butuh lebih banyak sosok seperti Eyang Habibie. Eyang Habibie seperti kita tahu, pasca kembalinya dari Jerman ke Indonesia, menjadi penanda bagi Indonesia untuk semakin disegani di dunia. Indonesia yang waktu itu bisa dikatakan masih tertinggal, mulai berhasil masuk dalam industri teknologi tinggi lewat sentuhan Eyang Habibie. Dan inilah yang kemudian diangkat menjadi judul buku ini : Jejak Sang Penanda Kebangkitan.

Buku dengan tebal 100-an halaman ini berisi kumpulan kenangan atau bisa dibilang testimoni dari orang-orang yang pernah kenal maupun yang pernah membersamai dan juga mengamati Eyang Habibie dari segala sepak terjangnnya membangkitkan martabat bangsa Indonesia di mata internasional. Banyak juga foto-foto Eyang semasa hidupnya yang disajikan di buku ini dan sebagian besar mungkin jarang kita jumpai di media.

Orang-orang yang memberi testimoni bukan hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Salah satunya Ludwig Bolkow, direktur utama MBB (Jerman) mengenang Habibie yang dulu ia tarik bekerja di perusahaannya, memulai dari nothing dan membesarkan ini (perusahaan) menjadi something. Ia tahu semua karena ia yang create. Bahkan Ludwig menyebutkan butuh ratusan tahun untuk melahirkan orang seperti Habibie.

Meskipun Eyang Habibie hanya 17 bulan menjadi Presiden, ia termasuk sukses meneruskan reformasi menuju demokrasi dengan menerbitkan sejumlah undang-undang di tengah krisis multidimensional. Ia juga diakui telah berhasil membuka gerbang menuju kebebasan yang lebih luas terutama dalam hal kebebasan pers dan mobilisasi politik. Gaya kepemimpinannya pun unik dan khas, ini sangat dipengaruhi oleh agama, budaya, dan pendidikan professional sebagai ilmuwan di bidang teknologi.


“Dengan perpaduan antara keislamannya, nasionalismenya, kejawaannya, ilmu dan teknologi taraf internasionalnya, dan kelugasannya dalam berbisnis, ia memang sebagian dari sosok pribadi Indonesia modern.” 

-Prof. Dr. S. B. Joedono


Banyak pelajaran yang bisa diambil dari sosok Eyang Habibie melalui buku ini antara lain pentingnya sifat jujur terutama ketika menjadi politisi atau pejabat, karena Eyang Habibie dikenal tidak suka mengada-ada, ia selalu apa adanya jadi tidak mengenal prinsip ABS, ‘Asal Bapak Senang’. Perlunya pertimbangan rasional dan objektif dalam mengambil keputusan, jadi jangan termakan doktrinasi sehingga membuat kita tidak objektif.


“Habibie menekankan bahwa yang memegang peran kunci adalah manusia, bukan kekayaan alam yang kita miliki.”

-Prof. Dr. J. A. Katili


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)