Rabu, 17 Maret 2021

REVIEW BUKU GADIS KRETEK - RATIH KUMALA

 

Cover Buku Gadis Kretek
(Sumber : Gramedia)

Judul Buku : Gadis Kretek

Penulis : Ratih Kumala

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal :  275 halaman

Tahun Terbit : 2012

Kategori : Fiksi, Novel

My Rated : 4/5


Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas novel tentang dunia per-kretek-an Indonesia, bisa dibilang pertama kalinya aku baca novel dengan tema ini. Gadis Kretek, sebuah judul yang menarik, diakui oleh Ratih Kumala ide dasarnya berasal dari akar keluarga mamanya. Dan seperti kita tahu, Ratih adalah istri dari Eka Kurniawan yang juga seorang penulis. Kalau Eka Kurniawan aku sudah beberapa kali membaca karyanya, sedangkan Gadis Kretek ini adalah awal perkenalanku dengan tulisan Ratih Kumala dan aku langsung dibuat terkejut sekaligus geleng-geleng -heran dengan plot twist novel ini.

Tanpa aba-aba terlebih dahulu, pembaca langsung dibawa ke situasi genting dimana Pak Raja (pemilik pabrik Kretek Djagad Raja, kretek nomor 1 di masanya, berpusat di Jakarta) sedang dalam kondisi sakit parah. Selayaknya orang yang hendak menemui ajal, dalam igauannya ia memanggil-manggil nama seseorang, tapi yang dipanggil bukan nama istri atau anaknya, melainkan ‘Jeng Yah’, seorang perempuan yang membuat istrinya cemburu dan ketiga anaknya bertanya-tanya. Siapakah Jeng Yah dalam kehidupan Pak Raja ?

Setelah mendapat sedikit petunjuk, ketiga anak Pak Raja meluncur ke daerah Jawa Tengah mencari sosok Jeng Yah, demi menuruti permintaan sang bapak. Misi mencari Jeng Yah ini bagaikan napak tilas karena baik bisnis Kretek Djagad Raja dan asal usul keluarga Pak Raja adalah dari Jawa Tengah. 


“Mengejutkan, penuh dengan detail yang kaya sampai kalimat terakhir. Tanpa terasa kita diajak oleh tiga generasi Indonesia mutakhir yang berusaha meluruskan penyelewengan sejarah oleh generasi yang bercerai-berai akibat ganasnya revolusi, politik dan kondisi sosial paling kontroversial di negeri ini lewat kretek, cinta, dan kasih tak sampai melalui ludah yang terasa manis. Semanis ludah Roro Mendut. Karya yang indah dan sayang untuk dilewatkan!”

-John De Rantau, Sutradara


Dari perjalanan ini, kita akan dibawa ke masa penjajahan Belanda, kemudian Jepang, pasca- Kemerdekaan, sampai pada peristiwa kelam dalam sejarah kita -Oktober 1965. Ceritanya mengalir begitu saja, dengan alur maju mundur tapi tidak membingungkan. Tidak sebatas kisah tentang cinta, tapi juga perkembangan, persaingan dan tetek bengek tentang dunia kretek, dinamika pembentukan jati diri masing-masing tokoh, tantangan kehidupan di zaman penjajahan, hingga prahara konstelasi politik & sosial tahun 1965.

Gadis Kretek memberi pesan tentang perlunya keuletan, kesabaran dan kemauan belajar yang tinggi untuk membangun sebuah perusahaan yang sukses. Bahwa ‘update’ terhadap perkembangan sosial – politik bisa mendatangkan peluang untuk meraih keuntungan. Namun, tetap harus waspada jika sewaktu-waktu ada perubahan lagi yang bisa berdampak buruk bagi usaha kita. Menarik dibaca, aku suka karena mengandung sisi historis tentang sesuatu yang awam bagiku -kretek, selain itu juga bumbu-bumbu ‘pedas’ tentang bagaimana konstelasi politik bisa berdampak signifikan terhadap kehidupan warga negara, bukan hanya soal bisnis, tapi juga soal cinta. Benar kata penulis, buku ini “Kaya akan aroma tembakau, sarat akan aroma cinta.”


“Kamu sudah memilih aku, berarti kamu menghargai aku sebegitu mahal, padahal aku ini bukan siapa-siapa. Aku harus bisa berdiri sendiri dulu dan membuktikan ke kamu kalau aku pun berharga.” 

-Ratih Kumala


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)