Jumat, 19 Februari 2021

RIVIEW BUKU CINTA YANG MARAH - AAN MANSYUR

 

Cover Buku Cinta Yang Marah
(Sumber : Gramedia)

Judul Buku : Cinta Yang Marah

Penulis : Aan Mansyur

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal :  100 halaman

Tahun Terbit : 2017

Kategori : Fiksi, Puisi

My Rated : 3,5/5

 

Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas kumpulan puisi sangar, yang pernah aku baca di IPUSNAS. Judulnya Cinta Yang Marah ditulis oleh penyair favoritku, Aan Mansyur !

 

“Suatu kelak sebelum salah satu diantara aku dan kau tersangkut maut, 
pada hari ulang tahun kau, ketika tidak ada pekerjaan kantor 
yang melarang kau cuti, aku akan mengajak kau menjadi tua renta, 
aku akan mengajak kau kembali menjadi anak-anak.”

-Aan Mansyur

 

Ternyata aku salah menduga, aku kira Cinta Yang Marah adalah kumpulan puisi tentang sepasang kekasih dengan berbagai konflik percintaanya. Tidak, puisi-puisi dalam buku ini lebih dalam dari pada itu. Cinta Yang Marah berisi dua puluh satu syair yang ditulis sebagai respon atas peristiwa 1998. Masa-masa ketika jatuhnya rezim Orde Baru dan awal dari masa Reformasi. Pesan khusus tertulis di halaman awal buku ini, “Kepada mereka yang berjuang dan tidak bernama.”

 

“Saya percaya bahwa penulis yang baik akan menuliskan sesuatu yang melampaui urusan dirinya sendiri dengan memilih menjadi suara dan penanda sebuah zaman -sebab penulis akan binasa, sedang kata-kata bisa hidup selamanya.” 
-Irfan Ramli.

 

Yang membuat kagum ialah Aan Mansyur tidak menuliskannya secara gamblang. Ia menggunakan kisah “Aku” dan “Kau”, sehingga pembaca harus menelisik apa yang dimaksud dengan Aku dan Kau. Apakah percakapan sepasang kekasih ? Atau percakapan antara pikiran dan perasaan ? Itulah hebatnya Aan Mansyur, menulis misteri yang bersembunyi dibalik kisah cinta. 

Buku ini termasuk bisa diselesaikan dalam sekali duduk. Aku suka covernya, merah melambangkan amarah dan cinta. Perpaduan warna merah, hitam, putih dan abu-abu meramaikan isi buku ini. Di dalamnya diselipkan potongan-potongan artikel yang pernah termuat dalam koran periode 1-21 Mei 1998. 

Judul-judul beritanya akan mengingatkan pembaca tentang gejolak sosial, ekonomi dan politik di awal masa reformasi. “Reformasi Butuh Tindakan, Bukan Janji”, “Korban Terus Berjatuhan”, “Para Tokoh Agama Dukung Reformasi”, “Penembakan Trisakti Pakai Peluru Tajam”, Sebaiknya Pak Harto Mundur.”

Jangankan hanyut ke dalam kalimat-kalimat yang melodrama, pembaca mungkin juga tersentak emosionalnya dengan kepingan judul koran yang menggelora. Buku ini aku rekomendasikan untuk kamu yang mencari kumpulan puisi dengan tema peristiwa 1998. Selamat cinta marah !

 

“Dan kau tak perlu khawatir, 
aku tidak akan pernah berpikir membayar 
salah satu partai agar gambar wajah aku 
bisa dipasang di pinggir-pinggir jalan 
membuat sebagian orang tertawa dan sebagian lagi kecewa 
kemudian membuangnya di kotak suara. 
Sebab aku tidak mau menyiksa tulang-tulang kau 
di dalam daging aku. Sebab aku 
tidak mau memuntahkan jantung kau 
yang tambah tumbuh dari tubuh aku.”

-Aan Mansyur


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)