Kamis, 18 Februari 2021

REVIEW BUKU THERE IS NO NEW YORK TODAY (TIDAK ADA NEW YORK HARI INI) - AAN MANSYUR

 

Cover Buku There Is No New York Today
(Sumber : Gramedia)

Judul Buku : There Is No New York Today

Penulis : Aan Mansyur

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal :  82 halaman

Tahun Terbit : 2016

Kategori : Fiksi, Puisi

My Rated : 4,5/5


Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas salah satu buku kumpulan puisi favoritku yang pernah aku baca di IPUSNAS. Judulnya There is No New York Today ditulis oleh penyair favoritku, Aan Mansyur ! 

Salah satu yang membuat aku suka dengan puisi-puisi karya M. Aan Mansyur adalah bahasa yang beliau gunakan tidak sulit dicerna. Aan selalu menyuguhkan permainan kata yang ajaibnya membuatku terpacu untuk membacanya lagi dan lagi. 

Sengaja aku mencari informasi lain perihal buku ini, dan ternyata ini adalah buku adaptasi dari film AADC 2 ? Dimana dalam buku ini Aan memerankan dirinya sebagai Rangga ? Aku tak tahu menahu karena belum menonton filmnya. Namun, bila ini benar, maka pembaca yang pernah menonton film itu bisa merefleksikan sosok Rangga di dalam bait-bait puisi Aan Mansyur. 


Di bawah langit yang sama, ada dua dunia berbeda. 
Jarak yang membentang di antaranya menciptakan bahasa baru untuk kita. 
Tiap kata yang kau ucapkan selalu berarti kapan. 
Tiap kata yang aku kecupkan selalu berarti akan

–Aan Mansyur, Bahasa Baru


Membaca buku ini di hari minggu, membuat hariku jadi syahdu. Puisi-puisi dalam buku ini ditemani dengan foto-foto kota New York yang menambah nuansa seakan berada di kota itu. Konsep penyajiannya juga unik, berbeda dari buku kumpulan puisi lainnya. Buku ini menyajikan dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Inggris. Jadi pembaca bisa memilih lebih prefer dengan bahasa yang mana. Kalau aku milih Bahasa Indonesia, tapi sesekali baca versi Inggrisnya yang enggak kalah sedap juga.

Meskipun jumlah halaman buku ini sedikit, kusarankan bacalah perlahan-lahan dan nikmatilah rasa yang muncul ketika membaca setiap bait kata dalam setiap puisi yang ditulis. Bila perlu, bisa diektik lalu dijadikan postingan, seperti yang aku lakukan wkwk. Dari semua puisi di buku ini, yang paling aku suka yaitu Bahasa Baru, Aku Senang Memikirkanmu, Ketika Ada Yang Bertanya Tentang Cinta dan Sepasang matamu.

Secara umum, tema yang diangkat adalah kehidupan percintaan. Jadi tak kaget kalau rasa rindu, hal-hal mellow, overthinking, halu, dan lain sebagainya terwakili dengan kalimat-kalimat puitis di buku ini. Terima kasih Kang Aan Mansyur telah membuatku semakin kagum denganmu sebagai sosok penyair. 

Buku ini aku rekomendasikan untuk kamu yang haus akan permainan kata seorang pujangga. Kalau kamu suka dengan gaya menulis Aan Mansyur, pastikan kamu pernah membaca buku ini ! 


Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta, 

kau melihat langit membentang lapang. 

Menyerahkan diri untuk dinikmati, 

tapi menolak untuk dimiliki.


Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta, 

aku melihat nasib manusia. 

Terkutuk hidup di bumi bersama 

jangkauan lengan mereka yang pendek 

dan kemauan mereka yang panjang.


Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta, 

kau bayangkan aku seekor burung kecil murung. 

Bersusah payah terbang mencari tempat sembunyi 

dari mata peluru para pemburu.


Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta, 

aku bayangkan kau satu-satunya pohon yang tersisa. 

Kau kesepian dan mematahkan cabang-cabang sendiri.


Ketika ada yang bertanya tentang cinta, 

apakah sungguh yang dibutuhkan 

adalah kemewahan kata-kata 

atau cukup ketidaksempurnaan kita ?


-Aan Mansyur 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)