Judul Buku : Sejenak Hening
Penulis : Adjie Santosoputro
Penerbit : Metagraf
Tebal : 310 halaman
Tahun Terbit : 2018
Kategori : Non-Fiksi, Self Improvement, Inspiration
My Rated : 4,5/5
Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas buku yang menghipnotis aku ketika membacanya wkwk. Sejenak Hening, karangan Adjie Santosoputro mengajak kita untuk ‘ngerem’ dulu dari ketergesaan, keterburu-buruan, dan segala hiruk-pikuk kehidupan. Dengan bersejenak hening, kita diharapkan bisa kembali tersadar dan hadir secara utuh di masa kini, menyusuri lorong-lorong kedalaman diri dan menemukan makna keindahan dalam hidup yang kita dapatkan.
“Karena hening walau hanya sejenak itu penting. Karena hening walau hanya sejenak adalah sumber dari kebahagiaan dan sukacita.”
-Adjie Santosoputro
Adjie Santosoputro adalah seorang lulusan fakultas psikologi UGM. Sejak 2010 menjadi trainer seputar meditasi dan happiness yang terbiasa memberikan solusi mengenai cara mengurangi stres, cerdas emosi, fokus, menjadi lebih damai dan bahagia. Melihat profil penulis yang memang expert di bidang meditasi, maka tidak kaget rasanya setiap kata yang dituliskan di buku ini terasa damai dan menenangkan.
Fenomena kehidupan yang semakin berat persaingan dan tuntutannya menurut penulis, membuat setiap orang rentan mengalami stres. Padahal jika ditinjau dari sisi kesehatan, stres punya dampak yang cukup serius bahkan hingga fatal. Untuk itu penting bagi setiap orang untuk mempunyai kemampuan mengelola stres dan tetap hidup Bahagia. Apalagi di era yang mau tidak mau menyeret kita untuk masuk ke dalam dua dunia : maya dan nyata, ‘sejenak hening’ sangatlah penting untuk kembali ‘pulang’ ke dalam diri sendiri. Kalau sudah kembali ke ‘rumah’, maka kita akan menemukan apa itu yang disebut kebahagiaan hakiki, kebahagiaan yang dekat sekali dengan kita, kebahagiaan yang selalu ada.
Dalam penyampaiannya, penulis terkadang menganalogikannya seperti ‘Menutup Jendela’, salah satu cara agar tubuh kita tidak kebanjiran informasi dari luar adalah dengan tau kapan waktunya menutup dan kapan waktunya membuka jendela pikiran kita. Jangan sampai karena terlalu larut dengan hal yang kita tau sebenarnya itu tidak baik buat tubuh kita, tapi malah membiarkan tubuh kita dipandu, dibentuk bahkan dihancurkan oleh hal tersebut.
“Dengan sinar kesadaran yang menerangi, kita dapat terhindar dari bahaya-bahaya yang ada.”
-Adjie Santosoputro
Yang juga tak kalah menohok, yaitu ‘Melempar Bola’, karena terlalu sibuk dengan ‘ingin bahagia’ sampai lupa untuk ‘menjadi bahagia’. Kalau sudah begitu, ini seperti seseorang yang melempar bola lalu buru-buru menangkap bola tersebut, setelah tertangkap, dilempar lagi, terus begitu tanpa merasa puas. Maka buku ini mengingatkan bahwa Bahagia itu sekarang, bukan nanti ! Menjadilah bahagia, jangan ingin bahagia.
“Apapun cara yang kita pilih dan apa pun bantuan yang kita cari, kesempatan untuk sukses akan terbatas jika tidak belajar untuk menyadari penuh keberadaan diri secara menyeluruh saat ini, sekarang ini dan di sini.”
Tulisan-tulisan di buku ini dikemas dengan sederhana, mudah dibaca dan dimengerti, ditambah sentuhan-sentuhan humor yang semakin membuat nyaman pembaca. Beberapa kutipan kalimat diberi warna merah muda yang mencolok, sehingga energi yang disampaikan sangat kuat. Penulis juga menyelipkan beberapa testimoni atau pun komentar orang-orang tentang buku ini.
Di bagian akhir buku, ada bab yang berisi transkrip tanya-jawab penulis dengan beberapa orang dari latar belakang berbeda seperti wartawan, penulis, master hypnotist, presenter, dll. Mas Adjie bertanya tentang hal-hal sederhana tentang kebahagiaan dan jawaban yang didapat unik-unik dan tentu saja menginspirasi.
"Membaca kata-kata dari Mas Adjie seperti membaca diri, menemukan beberapa bagian yang akan membuat diam. Baca sedikit terus diam yang menenangkan dan menyenangkan. Buku ini membuat kita juga memenangkan diri dari waktu. Jadi tambah ngerti… ooo ini Namanya hidupku, ya ?”
-M. Ariyo Faridh Zidni (Consultant & Storyteller)
Well, setelah membaca buku ini di tengah-tengah kesibukan kegiatan di kampus membuat aku menemukan ‘obat’ yang bisa menyadarkanku untuk sejenak berhenti. Stop, meluangkan waktu sejenak dari segala rutinitas dan kesibukan. Bersantai sembari menikmati desir napas yang patut disyukuri, memperhatikan hal-hal kecil disekitarku yang sebenarnya bisa menjadi sumber kebahagiaan seperti mencium aroma buku, menikmati hangatnya kopi dan hal-hal kecil lainnya. Menimati setiap detik di saat ini, hari ini, waktu ini, sebelum semua itu meninggalkan kita. Buku ini cocok untuk pembaca yang ingin berlatih sejenak hening, menenangkan diri di segala situasi, kapan pun dan dimana pun.
“Masa lalu sudah hilang, masa depan belum ada sekarang. Jika kita tidak kembali ke diri kita sendiri di saar ini, sekarang kita tidak akan bisa bersentuhan dengan kehidupan.”
-Adjie Santosoputro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)