Jumat, 19 Februari 2021

REVIEW BUKU LELUCON PARA KORUPTOR - AGUS NOOR

 

Cover Buku Lelucon Para Koruptor
(Sumber : Mojokstore)

Judul Buku : Lelucon Para Koruptor

Penulis : Agus Noor

Penerbit : Diva Press

Tebal :  272 halaman

Tahun Terbit : 2017

Kategori : Fiksi, Cerpen

My Rated : 4/5


Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas salah satu buku kocak yang pernah aku baca di IPUSNAS. Judulnya Lelucon Para Koruptor ditulis oleh Agus Noor. Lelucon Para Koruptor adalah kumpulan cerpen dari Agus Noor yang berisi kritikan sosial dan dikemas dengan jenaka. Isu korupsi memang menjadi tema utama, namun ada pula upaya untuk mengangkat suara-suara masyarakat bawah soal kemiskinan. 

Agus Noor yang dikenal sebagai cerpenis terkemuka dalam sastra Indonesia kontemporer dengan gaya jenaka dan satir menjadikan buku ini renyah dilahap. Aku yakin walaupun ada pembaca buku ini yang bukan penikmat politik, pasti akan tertawa hehe. Buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar komik yang bisa jadi selingan atau alat bantu membuat imajinasi makin liar wkwk.

Ada tiga kisah yang paling kusuka. Pertama, tentang sebuah kasus pembunuhan terhadap seorang Jenderal yang konon ada hubungannya dengan skandal mega korupsi di negeri itu. Peristiwa ini nyaris ‘bersih’, tak menyisakan seorang saksi pun, tapi kemudian diketahui bahwa ada seekor anjing, maksudku ini anjing beneran, dan anjing itu buta, yang sempat berada di TKP pembunuhan itu. Akhirnya, anjing buta ini dijadikan satu-satunya saksi di pengadilan yang digelar terbuka, kekonyolan selama berlangsungnya sidang ini seakan menggambarkan bagaimana hukum disuatu negeri berjalan.


“Kegilaan memang selalu menyebalkan, tetapi kegilaan juga membuat kita terpuaskan”
-Agus Noor

Kedua, kisah tentang seorang penyair yang meninggal dalam sunyi. Arwahnya hidup, bergentayangan mencari satu kata yang menurutnya telah hilang. Kata yang paling diharap-harapkan bisa diimplementasikan oleh para pemimpin dan politikus. Konon, kata ini hilang akibat kebohongan yang telah menjalar kemana-mana.

Ketiga, kisah seorang koruptor, ditampilkan dengan karakter yang menggelikan, menjadi warna ‘pembeda’ dari buku ini wkwk. Koruptor ini dinobatkan sebagai koruptor paling jujur, dan ia begitu dielu-elukan sama banyak orang, walaupun opini-opininya tentang korupsi yang bertebaran di koran-koran mendapat kecaman dari berbagai kalangan.


“Kamu pasti pernah mendengar lelucon, dulu koruptor melakukan korupsi di bawah meja. Kemudian mulai terang-terangan, korupsi dilakukan di atas meja. Sekarang, mejanya pun sudah berani dikorupsi. Ini benar-benar menyedihkan saya. Para koruptor itu sama sekali tak memahami kalau sesungguhnya korupsi itu sebuah seni. Perlu imajinasi seperti seorang seniman menghasilkan karya yang memesona. Korupsi itu seni tingkat tinggi.”
-Agus Noor


Tidak ada kesulitan dalam mencerna ‘candaan’ dalam buku ini yang mengalir dengan enaknya. Kebusukan, kejahatan, kegelapan dalam realitas kehidupan jadi terasa asik untuk ditertawakan. Aku justru merasa ‘candu’, hingga tak terasa sudah sampai di halaman terakhir wkwk. Well, buku yang sangat pas dibaca hari-hari ini. 


“Bila pemimpin itu politikus, ia akan menyelesaikan masalah dengan cara membuat masalah baru, agar masalah lama tertutupi.”
-Agus Noor


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)