Cover Buku Corat-Coret di Toilet (Sumber : Mojok) |
Judul Buku : Corat-Coret di Toilet
Penulis : Eka Kurniawan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 140 halaman
Tahun Terbit : 2014
Kategori : Fiksi, Cerpen
My Rated : 4/5
Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas salah satu buku penuh satire pernah aku baca di IPUSNAS. Judulnya Corat-Coret di Toilet. Buku ini adalah kumpulan cerpen bergaya sarkas dan satir karya sastrawan Eka Kurniawan. Ada dua belas judul cerpen dalam buku ini. Secara keseluruhan berlatar masa awal-awal reformasi, mengandung pesan politik yang kuat pasca orde baru, dan pada intinya berkisah tentang bumi manusia dengan segala persoalannya.
Kisah favoritku tentu yang berjudul 'Corat-Coret di Toilet'. Di bagian ini Eka menggambarkan dengan vulgar keresahan penuh kejujuran dari para mahasiswa dengan bermacam latar belakang yang dituliskan di dinding toilet. Saling bersahutan, dalam ruang tertutup yang jauh lebih mengusik hati dan pikiran daripada kepalsuan di ruang terbuka.
"Aku tak percaya bapak-bapak anggota dewan, aku lebih percaya kepada dinding toilet."
-Eka Kurniawan
Kisah favorit lainnya berjudul 'Siapa Kirim Aku Bunga ?' yang bercerita seorang lelaki kolonial dibuat penasaran karena sering dikirimi bunga oleh orang misterius. Setelah diselidiki, betapa kaget dirinya mengetahui kalau orang yang mengirim bunga itu ialah gadis pribumi yang selama ini ia jajah.
Ada pula kisah seorang gadis yang dikekang oleh orang tuanya tidak boleh keluar malam. Sekalinya keluar malam itu pun dikawal oleh ayah dan ibunya. Hingga suatu hari hasrat ingin keluar malamnya tak tertahan, ia menyelinap keluar rumah untuk bertemu lelaki pujaannya.
"..., dan semua orang tahu jatuh cinta sering kali membuat orang menderita. Cinta membuat orang begitu tolol, dungu dan bodoh. Tapi kadang cinta membuat seseorang juga menjadi pemberani."
-Eka Kurniawan
Semua ceritanya bagus, mengangkat relitas masyarakat pada waktu itu. Dikemas dengan sederhana namun tidak menghilangkan kuatnya pesan yang ingin disampaikan, bahkan bisa disebut provokatif. Beberapa selingan humornya bikin meringis.
Setelah membaca buku ini, menurutku para pembaca akan terusik empatinya, terbangun kegelisahannya dan terpacu nalar kritisnya dalam mencari benang merah antara masalah mendasar di kehidupan masyarakat degan karut-marutnya pengelolaan negara.
Ada api tergambar di cover buku ini, seakan mengamini nyalanya api kecil keberanian dalam hati tiap pembacanya. Buku yang ringan dengan pesan kritik sosial terhadap gemuruh politik pasca orde baru. Tapi jadi sangat ABSURD kalau kumpulan cerpen ini jadi alat bukti tindak kriminal ! ABSURD !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)