Jumat, 26 Februari 2021

REVIEW BUKU AKU BERSAKSI TIADA PEREMPUAN SELAIN ENGKAU - NIZAR QABBANI

Cover Buku Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau
(Sumber : Basa Basi)


 Judul Buku : Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau

Penulis : Nizar Qabbani

Penerbit : Basa Basi

Tebal :  272 halaman

Tahun Terbit : 2018

Kategori : Fiksi, Kumpulan Puisi

My Rated : 3,5/5


Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas buku yang berisi puisi-puisi cinta yang pernah aku baca di IPUSNAS. Judulnya Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau karya Nizar Qabbani.

Seringkali ketika membaca suatu buku yang mengutip puisi atau prosa terjemahan dari bahasa asing ke Bahasa Indonesia, menurutku cita rasa puitisnya seakan tidak ada. Hal ini dibahas oleh Arif Bagus Prasetyo dalam prolognya, menurutnya puisi sangat sulit atau bahkan mustahil untuk diterjemahkan, maka tak heran bahwa kerja menerjemahkan puisi adalah sebuah bentuk ‘kegilaan’.

Kegilaan yang dilandasi cinta keras kepala kepada bahasa dan sastra membuat Musyfiqur Rahman tertarik untuk menerjemahkan karya-karya puisi dari Nizar Qabbani, sastrawan asal timur-tengah. Buku dengan judul aslinya “Asyhadu An La Imraata Illaa Anti’ di-Indonesiakan menjadi ‘Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau’

Dalam ukuran menerjemahkan puisi, menurutku kerja keras Musyfiqur Rahman sangatlah baik, karena aku bisa menikmati setiap bait puisi dalam buku ini. Aku pun sependapat dengan komentar Prof. Dr. KH. Abd A’la yang menyebut Musyfiqur Rahman tidak hanya sukses menerjemahkan secara akurat tetapi juga bisa mengusung suasana batin sang penyair ke dalam alam Indonesia. Disinilah dapat terbukti bahwa bahasa sastra sebagai representasi nurani manusia benar-benar universal.

Perempuan selalu menarik diperbincangkan, puisi-puisi Qabbani dalam buku ini begitu bergairah terutama ketika membahas cinta. Qabbani termasuk penganut prinsip bahwa cinta tidak bisa di definsikan, seperti tergores dalam sajaknya, “Aku anti setiap definisi dalam cinta… Aku pelaku cinta, tapi jika mereka bertanya tentang cinta. Aku memilih untuk tak angkat bicara”

Dalam keyakinan penyair, puisi merupakan nyawa bagi kehidupan bercinta. Beginilah kondisi seseorang yang sedang dimabuk cinta. “Kupersembahkan kematianku kepadamu, dalambentuk puisi.” Tidak tanggung-tanggung dalam berkontemplasi, diksi-diksi yang dipilih Qabbani mampu menggetarkan jiwa. Suara batin yang bergemuruh terasa intens dalam setiap sajaknya. 

Cinta yang dihadirkan dalam buku ini tidaklah sempit. Cinta disini bukan hanya cinta kepada lawan jenis, tetapi juga Tuhan, alam, dan sekitarnya. Cinta-nya kepada perempuan juga bukan sekedar cinta batiniah, tetapi juga cinta yang menggetarkan fisik (biologis). Tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan buku ini. Konsep penulisannya dalam dua bahasa, yaitu Indonesia dan Bahasa Arab. Apabila kamu tertarik membaca puisi terjemahan, buku ini aku rekomendasikan untuk jadi bacaan !


Aku bersaksi tiada perempuan

Yang mampu menyita perhatianku

Separuh dari apa yang telah kau rampas

Yang mampu menjajah hidupku seperti yang kau lakukan

Dan membebaskanku seperti yang kau lakukan


-Nizar Qabbani 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)