Judul Buku : Jejak CIA Dalam Tragedi 1965
Penulis : Seno Joko Suyono, dkk.
Penerbit : TEMPO Publishing
Tebal : 174 halaman
Tahun Terbit : 2015
Kategori : Non-Fiksi, Rubrik Liputan Khusus
My Rated : 4/5
Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas buku yang berisi investigasi jurnalistik tentang keterlibatan CIA dalam sejarah kelam Indonesia tahun 1965. Buku ini berjudul Jejak CIA Dalam Tragedi 1965 karya Seno Joko Suyono, dkk.
#DESKRIPSI
“PEMBERONTAKAN kaum komunis Indonesia itu yang merupakan partai komunis nomor tiga kuatnya di seluruh dunia sesudah partai komunis di Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina, dapat ditumpas oleh ABRI Bersama-sama dengan rakyat dalam tempo yang amat singkat tanpa bantuan satu negara asing pun.” -Adam Malik, Mengabdi Republik Jilid II:Angkatan 45
“PIHAK Angkatan Darat Indonesia tidak punya daftar penting seperti ini. Marshall Green, Ed Masters dan Robert Martens mengatakan hal itu kepada saya bahwa kita (Amerika) memberikan nama ini kepada Angkatan Darat ketika mereka telah jelas setuju untuk menyerang PKI di seluruh Indonesia.” -Kathy Kadane, wartawan States News Service (wawancara Tempo 2001).
“BENAR bahwa saya memberikan nama-nama pemimpin PKI dan kader senior ke pasukan nonkomunis selama enam bulan chaos yang disebut kudeta dan akhirnya berujung pada jatuhnya Sukarno. Poin sebenarnya, bagaimanapun, nama-nama yang saya berikan berdasarkan seluruhnya -saya ulangi seluruhnya- dari media komunis Indonesia dan bisa diperoleh siapa saja.” -Robert Mertens, Pejabat Politik Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
#ULASAN
Jawaban dari pertanyaan tentang siapakah dalang dibalik tragedi September 1965 masih menjadi perdebatan hingga dewasa ini. Dari beragam versi sejarah tentang dalang tragedi 1965 ini, ada satu hal menarik yang perlu diperhatikan, yakni tentang keterlibatan CIA (badan intelijen Amerika Serikat). Benarkah CIA terlibat dalam tragedi 1965 ? Sejauh apa keterlibatannya ? Bagaimana kesaksian dari para tokoh tentang dugaan ini ? Semua pertanyaan ini akan terjawab di buku ini. Buku ini merupakan kumpulan liputan khusus dari TEMPO yang membentang dari tahun 90-an sampai 2015. Investigasi jurnalistik ini berusaha menggali informasi dari berbagai pihak, termasuk dari nama-nama pejabat kedutaan Amerika pada waktu itu.
Dugaan ini muncul bermula dari publikasi artikel oleh wartawati Amerika bernama Kathy Kadane yang menyebut bahwa Amerika dan CIA terlibat dalam pembunuhan massal anggota dan simpatisan PKI di Indonesia. Artikel ini kemudian diperkuat dengan pembukaan akses publik ribuan dokumen yang termasuk didalamnya ‘merekam’ laporan kedutaan Amerika kepada Presiden Amerika pada tahun 1960-an. Pembukaan ini dilakukan oleh CIA berdasarkan azas keterbukaan informasi dan karena masa retensi ‘dokumen rahasia’ sudah habis. Hal inilah yang kemudian mendorong jurnalis TEMPO untuk menggali lebih dalam tentang keterlibatan CIA / Amerika.
Kumpulan liputan khusus dalam buku ini berhasil mengungkap fakta-fakta seperti adanya daftar nama, bantuan alat komunikasi, penyaluran dana dan komunikasi antara pihak Amerika dengan Indonesia. Kemudian ada juga pandangan dari berbagai pihak terkait isu ini, seperti dari pihak TNI AD, pejabat kedutaan Amerika, pengamat politik, sejarawan, sutradara dan masih banyak lagi.
Sebuah buku yang menarik untuk dibaca karena menyuguhkan berbagai sudut pandang yang kompleks. Menurut opini pribadiku, CIA tidak memiliki peran signifikan -bahkan tidak ada sama sekali- dalam memantik terjadinya peristiwa G30S. Tetapi, pasca peristiwa G30S inilah yang masih menjadi abu-abu, apakah daftar nama yang diberikan oleh pejabat keduataan AS -yang dianggap sebagai kepanjangan tangan CIA- kepada ajudan Adam Malik dimaksudkan untuk ‘membantu’ Angkatan Darat dalam ‘mengganyang’ PKI ? Pertanyaan ini belum mendapat jawaban yang clear, selain itu daftar nama ini juga aneh karena berdasarkan nama-nama yang pernah diberitakan oleh koran, jika demikian bukankah pihak TNI memiliki daftar nama yang lebih detail ? Kemudian tentang bantuan berupa alat komunikasi kepada TNI AD dan sejumlah uang kepada Kesatuan Aksi Pengganyangan Gestapu (KAP-Gestapu) tidak bisa dikatakan bahwa CIA / AS adalah dalang dibalik ‘pengganyangan’ pasca G30S.
Soal apakah AS mendapat keuntungan dari tragedi 1965 ini, ya jelas, karena ketika rezim Orde Baru memegang pemerintahan, sudah jadi pengetahuan umum kalau AS kemudian melebarkan sayapnya dalam sektor perusahaan di wilayah Indonesia. Ditambah lagi pada waktu itu sedang berlangsung perang dingin antara blok barat vs blok timur (komunisme) dimana AS khawatir kalau Indonesia sampai jatuh ke tangan komunisme, maka dengan ‘hancurnya’ komunisme pasca G30S, AS merasa ‘lega.’
Pada akhirnya, buku ini bisa menambah wawasan kita tentang jejak tangan-tangan pihak asing dalam hal ini adalah Amerika dalam tragedi 1965. Apakah data, fakta dan kesaksian yang sudah terungkap cukup untuk menarik kesimpulan bahwa CIA / AS yang ‘menggerakkan’ penggayangan pasca G30S ? Jawabannya sepenuhnya diserahkan kepada para pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)