Jumat, 02 Juli 2021

REVIEW BUKU AKU TAKUT KEHILANGANMU - MAMAN SUHERMAN

 


Judul Buku : Aku Takut KehilanganMu

Penulis : Maman Suherman

Penerbit : Grasindo

Tebal :  180 halaman

Tahun Terbit : 2017

Kategori : Non-Fiksi, Self Improvement

My Rated : 4 / 5


Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas buku karya Kang Maman yang pernah aku baca di IPUSNAS. Buku ini berjudul Aku Takut KehilanganMu. Buku ini adalah bagian dari trilogi GuMaman.


#DESKRIPSI

Empat tahun terakhir, ia dikenal sebagai Kang Maman Sang No Tulen di Indonesia Lawak Klub - trans7.

Senyatanya, perjalanan karier jurnalistik, kepenulisan, dan kreativitasnya sudah berlangsung selama 30 tahun. Sejak 1986 sudah berkecimpung di dunia jurnalistik, dari reporter lepas hingga pemimpin redaksi di kelompok Kompas Gramedia pernah dilakoni alumni Kriminologi, FISIP - UI ini. Dan dari tahun 2003, ia berkarya di dunia audiovisual, menghasilkan lebih dari 50-an judul acara TV dengan ribuan episode dan sejumlah iklan saat menjadi Direktur Kreatif dan Managing Director rumah produksi dan biro iklan ternama di Jakarta.

Ia juga pernah menjadi kreator sekaligus sebagai presenter Matahati di Kompas tv sebelum dikenal sebagai kreator ILK dan Sang Notulen.

Menandai 30 tahun berkariernya, Kang Maman menulis trilogi GuMaman Kang Maman, melengkapi selusin bukunya dalam 4 tahun terakhir ini.


#ULASAN

Aku Takut KehilanganMu adalah buku pertama Kang Maman dalam wujud trilogi GuMaman. Di dalam buku ini, pembaca bisa memetik suri tauladan dari cerita kenangan-kenangan baik dan mutiara-mutiara kehidupan dari Kang Maman Suherman.

Aku pertama kali mengenal nama beliau ketika menjadi Sang No Tulen di acara Indonesia Lawak Klub - Trans7 beberapa tahun silam. Kalimat yang beliau sampaikan diakhir acara itulah yang dinanti-nanti, karena sarat akan makna dan dengan penyampaiannya yang khas, mampu membuat pendengarnya terkesima. 

Hal-hal menarik yang aku peroleh dari buku ini antara lain : 

  1. Prinsip manajemen harapan. Jangan memberi harapan yang tinggi atas sesuatu yang belum pasti. Jika tak ingin ada seseorang yang terlukai. Jangan menaruh harapan yang tinggi pada sesuatu yang belum tentu dimiliki, jika tak ingin hati kecewa sendiri.
  2. Islam itu ilmiah. Kang Maman memberi bukti ilmiah dari ajaran agama ‘semakin banyak memberi, semakin banyak pula yang akan didapatkan.’ Hal ini dibuktikan oleh penelitian tentang hubungan kedermawanan seseorang berkaitan dengan kesehatan dan dampak positif lainnya yang dirasakan tubuh.
  3. Ketidaksempurnaan. Dalam hidup ada kabar buruk yaitu tak ada yang sempurna. Namun, kabar baiknya, kita tak perlu sempurna untuk menikmati hidup.

Buku ini cocok dibaca oleh siapa saja yang ingin memaknai kehidupan lebih dalam, ingin bahagia dan ingin terus belajar dan menjadi pembelajar. Dengan gayanya yang khas, Kang Maman membuat hal-hal yang rumit menjadi tersampaikan dengan sederhana. 

Kutipan :

"Kemuliaan kita sebagai manusia bukan diukur dari ketidakbersalahan kita. Allah Mahatahu, kita tak akan bisa bebas dari kekeliruan, kesalahan, juga kejahatan. Kalau semata diukur dari tidak pernah bersalah, Allah pasti akan memilih malaikat sebagai khalifah di muka bumi. Tapi, nyatanya, Dia memilih manusia."

"Kapuk dalam bantal yang kaucabuti dan kaujatuhkan sepanjang perjalanan adalah fitnah-fitnah yang kausebarkan. Meskipun kau benar-benar menyesali perbuatanmu dan berusaha memperbaikinya, fitnah-fitnah itu telah menjadi kapuk yang berterbangan entah kemana. Kapuk-kapuk itu adalah kata-katamu. Mereka dibawa angin waktu kemana saja, ke berbagai tempat yang tak mungkin bisa kau duga-duga, ke berbagai wilayah yang tak mungkin bisa kauhitung."

"Yang tak baik adalah kita, orang ketiga yang selalu menilai orang lain, namun lalai dari menilai diri sendiri."

"Mari terus belajar dan menjadi pembelajar, agar tidak mudah salah omong dan omong salah. Belajar, dasarnya ‘ajar’, bukan ‘hajar.’"


"Jangan memberi harapan yang tinggi atas sesuatu yang belum pasti. Jika tak ingin ada seseorang yang terlukai. Jangan menaruh harapan yang tinggi pada sesuatu yang belum tentu dimiliki, jika tak ingin hati kecewa sendiri."

"Sungguh. Hati ini mudah diombang-ambingkan. Bahkan hanya oleh desau lembut angin yang mendesah. Tatkala rindu membuta di jiwa, membatu di hati. Serahkan rasa itu pada Yang Memberi dan Yang Memiliki. Biarkan Dia yang mengatur semuanya, hingga keindahan datang tepat pada waktunya."

"Jika memang bukan milik kita, semudah apapun jalannya, sesusah payah apapun upaya meraihnya. Tak ‘kan pernah jadi milik kita. Pada sebait rindu, selalu kunanti saat kamu berkata, aku terima nikahnya…’kan kunanti langit mengabarkan haruskah kukuburkan rindu itu atau kusuburkan harapan itu."

- Maman Suherman -


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)