Rabu, 17 Maret 2021

REVIEW BUKU SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUISI - JOKO PINURBO

 

Cover Buku Selamat Menunaikan Ibadah Puisi
(Sumber : Ipusnas)

Judul Buku : Selamat Menunaikan Ibadah Puisi

Penulis : Joko Pinurbo

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal :  208 halaman

Tahun Terbit : 2016

Kategori : Fiksi, Puisi

My Rated : 3,8/5


Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas buku kumpulan puisi karya Joko Pinurbo berjudul ‘Selamat Menunaikan Ibadah Puisi’. Buku ini adalah buku ketiga karya Jokpin yang pernah aku baca di IPUSNAS. Setelah sebelumnya dibawa masuk ke jalinan cinta kasih antara ibu dan anak-anaknya dalam buku ‘Kekasihku’, lalu mendapat banyak pesan kritik sosial dengan kata-kata yang sederhana namun menggelitik dan membuat ngikik dalam buku ‘Perjamuan Khong Guan’, sampailah aku dibuat tertegun dan khidmat menunaikan ibadah membaca puisi-puisi dalam buku ini.


"Tuhan yang merdu, terimalah kicau burung dalam kepalaku."

-Joko Pinurbo


Aku termasuk pengagum tulisan-tulisan Jokpin yang khas dengan kata-kata terangkai indah, sederhana dan bermakna mendalam. Dibaca sekilas bisa paham, namun ada juga yang perlu dibaca berulang, lebih teliti dan disertai perenungan untuk menyerap isinya.

Dan untuk ulasan kali ini aku tak mau panjang lebar, karena memang benar-benar dibuat khidmat dalam membaca, wkwk. Dari semua puisi ada beberapa yang paling aku suka, yaitu :


# MALAM PERTAMA #

Malam pertama tidur bersamamu, buku, kulacak lagi
paragraf-paragraf  cinta ibuku di rimba kata-katamu.


Apakah kata-kata mempunyai ibu ?
Aku mencoba mengingat-ingat lagi apa kata ibu.
Aku sering lupa dulu ibu suka berkata apa.
Aku gemetar. Tubuhmu makin cerdas
Dan berbahaya. Ibu kata, temanilah aku.



# SUDAH SAATNYA #

Sudah saatnya jiwa yang janggal diselidiki.
Kita konsultasi ke pakar psikologi:
“Saya bingung. Saya sering mengalami situasi
di mana saya tak tahu pasti apakah sedang berada
di masa lalu, masa depan, atau masa kini.

Tapi saya masih waras. Sungguh.
Awas kalau berani menganggap saya gila.”
Jika ia memang ahli, seharusnya ia mengerti:
ya, begitulah jika tubuh kena teluh puisi.”



# SURAT MALAM UNTUK PASKA #

Kau memang suka menyimak hujan.
Bahkan dalam kepalamu ada hujan
yang meracau sepanjang malam.

Itulah sebabnya, kalau aku pergi-pergi belanja
dan bertanya minta oleh-oleh apa, kau cuma bilang,
“Kasih saja saya beragam bacaan, yang serius
maupun yang ringan. Jangan bawakan saya rencana-rencana besar masa depan.
Jangan bawakan saya kecemasan.”

Sesungguhnya aku lebih senang kau tidur
di tempat yang bersih dan tenang. Tapi kau lebih suka tidur di antara buku-buku
dan berkas-berkas yang berantakan.
Seakan mereka mau bicara, “Bukan kau
yang membaca kami, tapi kami yang membaca kau.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)