Sabtu, 13 Maret 2021

REVIEW BUKU ARISTOTELES : INSPIRASI DAN PENCERAHAN UNTUK HIDUP LEBIH BERMAKNA - SAHRUL MAULUDI

 


Judul Buku : Aristoteles – Inspirasi dan Pencerahan untuk Hidup Lebih Bermakna

Penulis : Sahrul Mauludi

Penerbit : PT. Elex Media Komputindo

Tebal :  188 halaman

Tahun Terbit : 2016

Kategori : Non-Fiksi, Inspirasi, Referensi

My Rated : 4/5


Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas salah satu seri buku inspirasi dan pencerahan karya Sahrul Mauludi. Di buku ini kita akan mendapat inspirasi dari sosok filsuf dan ilmuwan Yunani yang menjadi salah satu tokoh intelektual terbesar dalam sejarah Barat, yaitu Aristoteles.

Aristoteles adalah seorang perintis yang telah menyusun pengetahuan secara logis, sistematis, dan komprehensif. Ia telah menggarap berbagai bidang pengetahuan manusia secara luas meliputi sebagian besar ilmu pengetahuan dan seni, termasuk biologi, botani, kimia, etika, sejarah, logika, metaisika, retorika, filsafat pikiran, filsafat ilmu, fisika, puisi, teori politik, psikologi, dan zoologi. Para filsuf dan intelektual Muslim pun menyebutnya sebagai “guru pertama”  (al-mu’allim al-awwal) -yaitu guru pertama di bidang logika.


“Kita pasti setuju bahwa sifat Aristoteles yang paling menonjol adalah: dia cinta belajar. Aristoteles pun percaya bahwa setiap manusia mencintai pengetahuan, manusia adalah knowledge seeker, pencari ilmu. Menurutnya secara alami manusia berhasrat pada pengetahuan.”

-Shields


Buku ini dibagi dalam 12 bab yang membawa pembaca pada bagian-bagian penting dalam perjalanan hidup sang filsuf, pemikiran dan karya Aristoteles secara garis besar serta pendapat beberapa tokoh tentang Aristoteles. Diakui penulis, buku ini tidaklah mendalam dan detail tapi cukup sebagai pengantar bagi pembaca untuk berkenalan dengan Aristoteles.

Ada banyak pembahasan konsep atau prinsip dari Aristoteles yang menarik dalam buku ini. Antara lain tentang Framework “Empat Penyebab”, yang menjadi kerangka berpikir untuk memahami hubungan sebab-akibat dan bahwa segala sesuatu saling berhubungan, berkaitan, dan memengaruhi satu sama lain, serta memiliki tujuan. Empat Penyebab itu adalah material cause, formal cause, efficient cause, dan final cause.

Aristoteles pun sering dianggap sebagai bapak psikologi, dan bukunya, De Anima (On the Soul), dinilai merupakan buku pertama tentang psikologi. Dalam skema Aristoteles terdapat enam fakultas utama dalam jiwa manusia, yaitu: 

  • Nutrisi dan reproduksi
  • Sensasi (pengindraan)
  • Hasrat,
  • Gerak,
  • Imajinasi
  • Pemikiran

Di bidang Pendidikan dan pengembangan diri, menurut Aristoteles kita dapat dikatakan tumbuh dan berkembang sepenuhnya ketika bisa mewujudkan empat aspek sifat manusia yaitu kita adalah makhluk fisik, emosional, sosial dan rasional.

Di bidang sains, Aristoteles mungkin sudah ketinggalan dan digantikan dengan sains modern. Para ilmuwan, sejak abad ke 16 dan 17, sudah mulai menggunakan metode kuantitatif sehingga dapat menyajikan fakta yang lebih akurat. Tapi jasa Aristoteles untuk metode ilmiah tetap tak terlupakan. Salah satu bagian penting dari sains yaitu Empirisme saintifik, dimana argumen abstrak harus di bawah bukti faktual, bahwa teori dikukuhkan setelah pengamatan yang ketat merupakan gagasan dari Aristoteles.

Berbeda dengan Plato yang mengedepankan pengetahuan ide-ide, Aristoteles mendukung bagi penguasaan sains empiris, karena baginya pengetahuan jenis inilah yang riil. Apa yang dapat kita saksikan dan amati merupakan objek pengetahuan yang berharga dan bernilai bagi manusia. Bagi Plato, itu nilainya tidak lebih dari pengetahuan semu dan relatif. Sedangkan bagi Aristoteles itulah pengetahuan tentang dunia nyata, dunia yang sesungguhnya. Itulah mengapa Aristoteles yang disebut bapak sains modern, bukan Plato.

Selain itu, tidak ketinggalan juga pemikiran Aristoteles di bidang politik. Untuk menjawab pertanyaan model pemerintahan seperti apakah yang terbaik ? Bagi Aristoteles, pemerintahan yang baik dan tidak baik bergantung pada latar belakang dan kondisi masing-masing wilayah. Namun, menurutnya ukuran universal untuk pemerintahan yang baik dapat dilihat dari tujuan yang dicapai yaitu kepentingan bersama bagi seluruh warga negara. Tidak jadi soal apakah pemerintahannya dipegang oleh satu orang (monarki) atau sekelompok orang (aristokrasi) maka pemerintahan itu baik selama mengutamakan kepentingan bersama. Sebaliknya pemerintahan itu buruk jika hanya menguntungkan diri sendiri (tirani) atau kelompoknya saja (oligarki).


“Bagi Aristoteles negara yang ideal adalah yang pemerintahannya di tangan orang banyak dan bertujuan untuk orang banyak pula, untuk kepentingan bersama seluruh warga nya, politeia. Adapun ukuran negara yang ideal, menurutnya, adalah seperti polis (negara-kota), tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Sebab negara yang terlalu besar akan sulit mengurusnya, jika terlalu kecil negara itu akan sulit mempertahankan diri dari serangan luar.”

-Sahrul Mauludi


Dan di dua bab terakhir, Sahrul menjabarkan tujuan akhir dari semua tindakan manusia menurut Aristoteles yang disebut Eudaimonia. Eudaimonia yaitu bertindak dan menjalani hidup yang baik, mengindikasikan sebuah sikap hidup yang dicirikan oleh aretĂȘ (kebajikan).

Buku ini bagus, sederhana dan mudah dipahami untuk memetik ide, gagasan dan inspirasi dari Aristoteles. Kalau kamu berminat untuk mempelajari pemikiran Aristoteles, buku ini bisa dijadikan sebagai pengantar.


“Mengetahui kebenaran adalah satu hal, bertindak sesuai dengan kebenaran adalah hal lain. Idealnya kedua hal tersebut saling melengkapi. Untuk itu seseorang membutuhkan pengembangan pemikiran sekaligus latihan moral dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Dengan begitu ia akan mencapai kebajikan intelektual dan moral. Aristoteles mengatakan, kita adalah apa yang kita lakukan secara berulang-ulang, arĂȘte (kebajikan) karenanya bukanlah tindakan tapi sebuah kebiasaan.”

-Sahrul Mauludi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)