Selasa, 27 Juli 2021

REVIEW BUKU AMBIVERT - ARSHY MENTARI

 


Judul Buku : Ambivert

Penulis : Arshy Mentari

Penerbit : Mojok

Tebal : 115 halaman

Tahun Terbit : 2020

Kategori : Fiksi

My Rated : 4/5


Hallo, Sobat Reader ! Kali ini aku mau mengulas buku yang berisi kisah kehidupan seorang perempuan menghadapi masa Quarter Life Crisis (QLC). Buku ini berjudul Ambivert karya Arshy Mentari.


#DESKRIPSI

Anak bertumbuh menjadi remaja kemudian dewasa dan menua. Begitu banyak peran yang dijalankannya dalam kehidupan. Membuatnya menjalani dua wajah atau lebih yang tidak jarang serupa dua arah berlawanan bahkan bagai dua persimpangan yang menarik ulur hatinya. Pengalaman membuatnya selalu terkikis, terukir, terjungkir. Hingaa tak jarang ia memilih untuk menjalani keseharian dengan kepura-puraan.

Tokoh aku, seorang anak perempuan dari golongan masyarakat umum, mengalami dilema itu. Dilema yang bisa jadi mewakili kisah anak perempuan lainnya di sekitar kita yang sedang mencari jati dirinya. Bagaimana pola asuh, hingga persahabatan, penghianatan, dan asmara, seolah membuatnya terpaksa mengenakan berbagai persona. Topeng-topeng yang terbentuk tanpa sengaja. Topeng-topeng yang ingin dilepaskannya tanpa tersisa untuk menemukan jati diri.


#ULASAN

Judul buku ini menurutku memang menarik perhatian untuk dibaca. Seperti yang kita tahu, Ambivert adalah salah satu kepribadian manusia yang merupakan gabungan dari kepribadian Introvert dan Ekstrovert. Orang yang Ambivert suka bersosialiasi dengan orang lain, tapi dilain sisi mereka juga suka menghabiskan waktu untuk menyendiri. 

Buku Ambivert ini sendiri berisi kumpulan catatan semacam diary dari tokoh ‘Aku’ tentang dilema kehidupan yang dijalaninya. Tokoh ‘Aku’ disini merupakan seorang gadis yang tumbuh dari rasa kecewa, terabaikan, percintaan yang bertepuk sebelah tangan, penghianatan dan pertemanan yang meninggalkan. 

Berbagai permasalahan ini membawanya pada pencarian jati diri yang membuat ia sering bergonta-ganti topeng dirinya. Seperti yang tergambarkan di sampul buku ini, si tokoh ‘Aku’ mengenakan berbagai persona, menjalankan banyak peran dan kepribadian dalam hidupnya.

Buku ini tipis, tapi membacanya penuh dengan rasa iba, karena dihadapkan dengan banyak pertanyaan-pertanyaan seputar masa Quarter Life Crisis. Sebuah periode dalam kehidupan yang membuat kita sering merasa ragu, cemas, dan bingung dengan tujuan hidup. Biasanya kondisi ini akan membuat kita menyadari bahwa ada suatu hal yang harus diubah dalam hidup, namun kita tidak tahu apa dan bagaimana cara untuk memulainya. Keadaan tersebut akan membuat kita merasa kebingungan dan tak jarang merasa kesepian.

Buku ini cocok dibaca oleh siapapun kamu yang sedang dalam masa Quarter Life Crisis (QLC) yang penuh dengan ketidakpastian, cemas, sedih dan galau terhadap banyak masalah hidup mulai dari keluarga, pertemanan, asmara bahkan masa depan. 


"Aku sungguh manusia pelupa. Jika kau ingat semua sesal dan salahmu, lalu datang kepadaku untuk mengetahui sejauh mana aku mampu, akan kuberitahu kau suatu waktu bahwa hatiku tak pernah membencimu."

"Sesuatu yang selalu berusaha kau kenang, justru sumber segala beban."

"Bukankah menyayangi diri sendiri itu mudah dan sederhana ? Menjadi mustahil karena kamu terlalu sibuk mengejar tanpa pernah pulang."

"Aku selalu senang jika kau senang. Namun, jika kau bersenang-senang tanpa aku, aku tidak yakin apakah aku senang atau tidak."

"Terkadang. Aku butuh orang yang lebih dewasa untuk mendengar. Butuh sesama wanita untuk mudah merasa. Dan butuh laki-laki untuk sudut pandang berbeda. Aku butuh sendirian untuk berkontemplasi. Dan butuh teman untuk berdiskusi. Harus menyerah agar tidak terlalu jauh salah arah. Dan harus jalan terus meski dengan susah payah. Hidup hanya sekadar kadang-kadang.Sesuatu yang sedang tidak dibutuhkan bukan berarti dibuang."


- Arshy Mentari -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam, Sobat Reader ! Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar, kesan atau pesan :)